Showing posts with label belajar astrofisika. Show all posts
Showing posts with label belajar astrofisika. Show all posts

Tuesday, 17 November 2020

Penurunan Persaman Medan Gravitasi Einstein

 Hai guys kembali lagi dengan saya muhammad hafidz, kali ini saya bakal membagikan bagaimana caranya menurunkan persamaan medan gravitasi einstein dengan simple proof, oke langsung saja ya guys 


link : https://drive.google.com/file/d/12iTLEhazi9sib9tUoHjFZ9Brg6sMLsJ1/view

oke guys sekian dari saya jangan lupa share ya, terima kasihh

Saturday, 25 November 2017

Penyatuan Kalender Islam Global

Pendahuluan
Penentuan awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah sangat terkait dengan waktu ibadah puasa Ramadhan, Idul Fitri, puasa Arafah, dan Idul Adha bagi ummat Islam secara global. Ada ibadah puasa yang status hukumnya wajib, sunnah, dan haram. Berpuasa pada bulan Ramadhan wajib hukumnya dan puasa pada hari Arafah 9 Dzulhijjah sunnah. Sementara puasa pada Idul Fitri (1 Syawal) dan Idul Adha (10 Dzuhijjah) serta hari Tasyriq (11-13 Dzulhijjah) hukumnya haram.
Penentuan awal bulan pada kalender Hijriyah terutama dimaksudkan untuk memberikan indikasi waktu awal ibadah puasa serta penentuan Idul Fitri dan Idul Adha. Hal yang krusial adalah dalam penentuan Idul Fitri dan Idul Adha yang dirayakan secara global. Bila terjadi perbedaan antarnegara, maka timbul keraguan waktu yang akan dirujuk. Hal inilah yang mendorong upaya untuk merumuskan kalender yang seragam secara global. Karena kalender juga dimaksudkan untuk sedapat mungkin menyatukan waktu ibadah, maka kaidah fikih penentuan awal bulan juga harus dipertimbangkan.

Metode Penentuan Awal Bulan
Tanpa menyebut rincian dalil fikihnya, secara umum metode penentuan awal bulan hijriyah yang terkait waktu ibadah terbagi dua pendapat. Pendapat pertama mendasarkan pada rukyatul hilal (bulan sabit muda) pada saat maghrib akhir tanggal 29 bulan Hijriyah. Pendapat kedua, cukup mendasarkan pada hasil perhitungan (hisab) dengan kriteria tertentu. Persoalannya, ketampakan hilal bisa berbeda-beda antarwilayah, baik karena sifat fisik hilalnya maupun karena faktor cuaca. Sementara kriteria hisab pun masih beragam.
Untuk mendapatkan kesatuan ummat dalam penentuan awal bulan Hijriyah, langkah yang harus dilakukan adalah mensinergikan antara rukyat dan hisab dengan cara (1) menyatukan kriteria hisab dan (2) kriteria yang dirumuskan harus memperhatikan kriteria ketampakan (visibilitas) hilal. Upaya tersebut diharapkan bisa menyatukan antara metode rukyat dan hisab serta menghilangkan perbedaan keputusan hisab.

Proposal Kongres Istanbul 2016
Pada Kongres Internasional Kesatuan Kalender 2016 di Istanbul Turki telah direkomendasikan sistem kelender global tunggal. Seluruh dunia mengawali awal bulan hijriyah pada hari yang sama (Ahad – Sabtu), misalnya awal Ramadhan jatuh Senin seragam di seluruh dunia. Sistem kalender global menggunakan kriteria visibilitas hilal:

Awal bulan dimulai jika pada saat maghrib di mana pun elongasi bulan (jarak bulan-matahari) lebih dari 8 derajat dan tinggi bulan lebih dari 5 derajat.

Dengan catatan, awal bulan hijriyah terjadi jika kriteria visibilitas rukyat terpenuhi di mana pun di dunia, asalkan di Selandia Baru belum terbit fajar.
Gambar 1. Kesimpulan Kongres Istanbul Turki 2016

Kriteria tinggi bulan minimal 5 derajat dan elongasi minimal 8 derajat adalah kriteria optimistik, tetapi tidak cukup untuk diterapkan dalam tinjauan global. Garis tanggal visibilitas hilal paling Timur umumnya berada di sekitar ekuator. Wilayah daratan yang paling Barat adalah Amerika Selatan. Wilayah daratan paling Timur adalah Samoa. Beda waktu antara Amerika Selatan dan Samoa 20 jam, artinya secara rata-rata beda tinggi bulan 20/24 x 12o = 10o dari wilayah Timur dan wilayah Barat. Beda waktu antara Amerika Selatan dan Asia Tenggara 14 jam, secara rata-rata beda tinggi bulannya 7o. Bila ketinggian 5o terjadi Amerika Selatan, tinggi bulan di wilayah Asia Tenggara dan Pasifik masih di bawah ufuk.
Jadi, dengan kriteria Istanbul 2016 akan timbul masalah pada wilayah yang posisi bulan masih negatif di wilayah Timur, sementara kriteria visibilitas hilal sudah terpenuhi di wilayah Barat. Dalam kaidah fikih, hari yang meragukan perlu dihilangkan dengan konsep istikmal (menyempurnakan bulan berjalan menjadi 30 hari). Artinya wilayah Barat harus menunggu masuknya tanggal di wilayah Timur, setidaknya posisi bulan sudah di atas ufuk.
Gambar 2. Garis Tanggal Internasional di Pasifik dan zona waktu (sumber: internet)

Proposal Baru
Pada dasarnya  implementasi konsep kalender didasari pada tiga prasyarat yang harus dipenuhi sekaligus: (1) adanya kriteria tunggal, (2) adanya kesepakatan batas tanggal, dan (3) adanya otoritasl tunggal. Kriteria Istanbul 2016 bermasalah ketika di wilayah Barat sudah memenuhi kriteria, tetapi di wilayah Timur bulan masih berada di bawah ufuk. Kriteria tersebut tidak dapat diterima oleh negara-negara di wilayah Asia Tenggara dan Pasifik, seperti Indonesia. Perlu diusulkan kriteria alternatif.
Dari hasil rukyat jangka panjang, diketahui bahwa elongasi minimal agar hilal cukup tebal untuk bisa dirukyat adalah 6,4 derajat (Odeh, 2006). Data analisis hisab 180 tahun saat matahari terbenam di Banda Aceh dan Pelabuhan Ratu (Djamaluddin, et. al., 2016) juga membuktikan bahwa elongasi 6,4 derajat juga menjadi prasyarat agar saat maghrib bulan sudah berada di atas ufuk (lihat Gambar 3 dan Gambar 4). Pada grafik terlihat bahwa pada elongasi 6,4 derajat, posisi bulan semuanya positif, sedangkan bila elongasi kurang dari 6,4 derajat bulan masih berada di bawah ufuk atau ketinggiannya negatif.
Gambar 3. Sebaran data tinggi dan elongasi bulan untuk Banda Aceh selama 180 tahun.
Gambar 4. Sebaran data tinggi dan elongasi bulan untuk Pelabuhan Ratu selama 180 tahun.

Dari data rukyat global, juga diketahui bahwa tidak ada kesaksian hilal yang dipercaya secara astronomis yang beda tinggi bulan-matahari kurang dari 4 derajat (lihat Gambar 5 dan gambar 6). Karena pada saat matahari terbenam tinggi matahari -50’, maka beda tinggi bulan-matahari 4 derajat identik dengan (4o -50’=) 3o 10’, dibulatkan menjadi 3o.
Gambar 5. Ilyas (1988) memberikan kriteria visibilitas hilal dengan beda tinggi bulan-matahari minimum 4o (tinggi bulan minimum 3 derajat).
Gambar 6. Dari data SAAO, Caldwell dan Laney (2001)  memberikan data visibilitas hilal dengan memisahkan pengamatan dengan mata telanjang (bulatan hitam) dan dengan alat bantu optik (bulatan putih). Secara umum visibilitas hilal mensyaratkan beda tinggi bulan-matahari (dalt) > 4.
Berdasarkan data astronomis tersebut, maka diusulkan kriteria visibilitas hilal (imkan rukyat) dengan dua parameter: elongasi bulan minimal 6,4 derajat dan tinggi bulan minimal 3 derajat. Rujukan yang digunakan adalah Indonesia Barat. Alasannya, beda waktu antara Indonesia Barat dan Samoa di Batas Tanggal Internasional adalah 6 jam (lihat Gambar 2), artinya beda tinggi bulan 6/24 x 12o =3o. Jadi ketika dIndonesia Barat tinggi bulan sudah di atas 3o, di wilayah sekitar Garis Tanggal Internasional tinggi bulannya sudah positif atau di atas ufuk. Dengan tinggi minimal 3 derajat di Indonesia Barat, di Timur Tengah tinggi bulan lebih dari 5 derajat, sesuai dengan tinggi minimal pada kriteria Istanbul 2016. Jadi kriteria baru yang diusulkan sebagai berikut:

Awal bulan Hijriyah dimulai ketika di wilayah Barat Indonesia elongasi bulan lebih dari 6,4o dan tinggi bulan lebih dari 3o.

Batas tanggal kalender Islam yang digunakan adalah Garis Tanggal Internasional seperti yang digunakan pada sistem kalender tunggal usulan Kongres Istanbul 2016. Keberlakuan secara global pada dasarnya mengikuti pendapat fikih keberlakuan wilayatul hukmi (satu wilayah hukum). Artinya sistem itu bisa diterapkan ketika seluruh dunia menyatu dengan satu otoritas tunggal atau otoritas kolektif yang disepakati. Saat ini otoritas tunggal dunia Islam belum ada. Namun, sudah ada Organisasi Kerjasama Islam (OKI) yang bisa dijadikan sebagai otoritas kolektif. OKI yang akan menetapkan Kalender Islam Global dengan menggunakan kriteria baru tersebut untuk diberlakukan di seluruh dunia.

Kesimpulan
            Untuk penyatuan Kalender Islam Global, diusulkan tiga hal berikut yang tidak terpisahkan:
  1. Kriteria awal bulan adalah elongasi bulan minimal 6,4o dan tinggi bulan minimal 3o pada saat maghrib di Indonesia Barat.
  2. Batas Tanggal Internasional dijadikan sebagai batas tanggal Kalender Islam global.
  3. OKI (Organisasi Kerjasama Islam) menjadi otoritas kolektif dalam menetapkan Kalender Islam Global.

Thursday, 15 June 2017

Mengenal Teleskop

Teleskop merupakan salah satu alat yang dapat kita gunakan untuk melihat benda pada jarak jauh. Selain teleskop ada pula binokular atau orang banyak menyebut nya “Keiker”. Pada umum nya teleskop digunakan di bidang astronomi saja tapi jangan salah seiring majunya perkembangan ilmu pengetahuan dan zaman ternyata teleskop juga digunakan dibeberapa bidang. Kata teleskop diambil dari bahasa yunani yaitu tele yang berarti jauh dan skopein yang berarti melihat sehingga bila diartikan adalah melihat jarak jauh atau lebih sempurnanya untuk melihat benda pada jarak yang jauh.

Jenis-jenis Teleskop Credit by : Vixen optics, Takahashi Europe

Ada tiga jenis utama teleskop optik yang digunakan yaitu Refraktor atau Dioptrik, Reflektor atau Katoptrik dan Katadioptrik. Refraktor atau dioptrik adalah jenis teleskop yang hanya menggunakan lensa untuk menampilkan bayangan benda. Reflektor atau katoptrik adalah jenis teleskop yang menggunakan cermin untuk memantulkan cahaya dan bayangan benda dan Katadioptrik adalah jenis teleskop yang menggunakan kombinasi dari lensa dan cermin sebagai pengumpul cahaya sekaligus bayangan benda.

Teleskop Refraktor – credit : Takahashi Europe

Teleskop refraktor merupakan jenis teleskop pertama kali yang ditemukan dari ketiga jenis teleskop yang ada. Jenis teleskop ini digunakan untuk pertama kalinya di Belanda oleh tiga orang yaitu Hans Lippershey, Zacharias Janssen dan Jacob Metius. Kemudian dari teleskop yang ada, oleh galileo Galilei dikembangkan desain nya dan disusul pula oleh johannes kepler dengan desain yang berbeda sehingga dari desain kedua orang ini muncul desain yang akan sering kita dengar yaitu teleskop refraktor Galilean dan Keplerian.
Prinsip dari semua teleskop refraktor pada umum nya sama yaitu dengan menggunakan kombinasi dua buah lensa objektif. Lensa utama berfungsi sebagai pengumpul bayangan dan cahaya kemudian diteruskan ke lensa mata (eyepiece) untuk ditampilkan ke mata sebagai bayangan dari sebuah benda. Tujuan dari teleskop refraktor adalah membiaskan atau membelokkan cahaya. Refraksi ini menyebabkan sinar cahaya paralel berkumpul pada titik fokus. Teleskop akan mengkonversi seikat sinar sejajar dengan membuat sudut alpha. Dengan sumbu optik untuk sebuah kumpulan sinar paralel kedua dengan sudut beta. Rasio beta berbanding alpha disebut sudut pembesaran. Ini sama dengan perbandingan antara ukuran gambar retina diperoleh dengan dan tanpa teleskop.
Teleskop Reflektor

Teleskop Reflektor – Credit : Vixen Optics.com

Dari namanya saja kita tahu bahwa reflektor asal mula kata nya dari refleksi yang artinya memantulkan. Teleskop Reflektor adalah teleskop yang menggunakan satu atau kombinasi dari cermin lengkung yang merefleksikan cahaya dan bayangan gambar. Teleskop Reflektor merupakan teleskop alternatif dari teleskop refraktor karena kelainan cacat kromatik yang ditimbulkan oleh lensa. Meskipun teleskop reflektor menghasilkan kelainan optik lainnya, desain reflektor memungkinkan untuk pengembangan dengan diameter yang cukup besar. Hampir sejumlah teleskop-teleskop astronomi yang digunakan oleh Astronom Profesional seperti NASA adalah teleskop reflektor. Cermin lengkung utama pada teleskop reflektor merupakan elemen utama yang akan membuat gambar pada bidang fokus. Jarak antara cermin dengan bidang fokus disebut panjang fokus. Pada panjang fokus ini lah biasa nya ditambahkan cermin sekunder didekat fokus untuk memodifikasi karakter optik dan melanjutkan cahaya ke lensa mata (eyepiece) atau dilanjutkan ke film dan kamera CCD agar hasil citra bisa langsung ditampilkan pada video atau gambar. Teleskop Reflektor akan sangat tepat jika kita gunakan untuk pengamatan objek-objek deepsky seperti nebula, galaksi, opencluster dan comet karena untuk “light gathering” teleskop reflektor jauh lebih baik daripada teleskop refraktor sehingga untuk objek-objek yang mempunyai intensitas cahaya kecil dapat terlihat dengan reflektor. 
Teleskop Katadioptri (Catadioptric Telescope)
Teleskop katadioptri sebenarnya adalah implementasi dari penggunaan sistem katadioptri yaitu sebuah sistem yang memadukan penggunaan antara lensa dan cermin lengkung. Dengan kata lain teleskop katadioptri merupakan jenis teleskop gabungan dari refraktor dan reflektor disatu sisi menggunakan cermin di sisi lain menggunakan lensa. Lebih simpel nya pengertian dari Teleskop Katadiotri adalah teleskop yang memadukan lensa dan cermin. Sistem katadioptri tidak hanya diterapkan pada teleskop saja melainkan seperti mikroskop, sistem mercusuar dan lensa tele pada kamera. Pada teleskop katadioptrik perpaduan lensa dan cermin mempunyai bentuk permukaan cembung seperti bola yang mempunyai beberapa kelebihan yaitu mudah untuk diproduksi, mempunyai tingkat keakuratan dalam mengkoreksi kesalahan pada lensa maupun cermin lengkung dan mempunyai sudut pandang yang relatif lebar.
Referensi : en.wikipedia.org

Cara Mengamati Matahari

Melihat dan atau mengamati matahari pada siang hari bisa menjadi subjek surgawi ketika kita bisa melihat lebih dekat dengan merubah cara yang biasanya digunakan kebanyakan orang untuk melihatnya (pagi dan sore) sunrise dan sunset. karena pada saat siang hari matahari hanya menjadi tempat yang menyilaukan di atas kepala kita yang mana pada saat itu sinar matahari jauh terlalu kuat untuk dilihat / diamati. 

Matahari pada siang hari memiliki keindahan yang tiada tara dan menjadi suatu yang menakjubkan seperti bola yang terus-menerus terbakar dan mengeluarkan letusan serta percikan api. Banyak dari mereka yang gagal untuk terus berpikir dan menemukan cara tentang bagaimana melihat matahari ketika kita berada disiang hari yang terang dan mutlak di atas kita.

Hanya karena sedikit fakta dari mereka yang gagal dan kemudian menceritakan pengalaman pahit ketika mencoba melihat matahari disiang hari, bukan berarti lantas membuat kita tidak mau mencoba mencari dan menemukan bagaimana melihat keindahan matahari yang terbakar dan terus menerus mengeluarkan lidah api.

Matahari benar-benar sebuah sumber fantastis dan kenikmatan bagi pengamat ketika langkah-langkah keselamatan yang tepat diambil untuk memastikan bahwa nol cedera pada pandangan mata itu terjadi. Cukup melihat matahari dengan menggunakan mata telanjang dapat menyebabkan kerusakan penglihatan yang abadi, dan mencoba untuk mengamati dengan cara teropong atau teleskop, dalam busana tradisional, tidak aman karena ini pasti akan menyebabkan hilangnya penglihatan seseorang sangat cepat. Untungnya ada metode yang aman melihat Matahari dan memungkinkan seseorang untuk mengamati permukaan matahari sangat meriah.

Saat melihat Matahari mungkin anda perhatikan salah satu fenomena yang lebih menarik, bintik matahari pada bagian luarnya. Patch ini darkish sebenarnya bagian yang lebih dingin dibanding mayoritas permukaan luar Matahari. Mereka disebabkan oleh aktivitas magnetik yang ditemukan di lokasi-lokasi menghalangi perpindahan panas melalui konveksi. Sunspots tidak diragukan lagi merupakan fenomena yang aktif, selalu membentuk dan berkurang. Mereka bisa tetap ada selama beberapa jam untuk beberapa bulan. Yang terbesar adalah diketahui 50.000 km dan dapat berhasil diamati dengan menggunakan teleskop dengan filter matahari yang tepat.

Melihat lurus ke matahari saja tidak aman, ada tiga sarana dasar untuk melihat Matahari selain peralatan mahal yang hanya ditemukan di observatorium atau satelit astronomi. Yang pertama adalah proyeksi lubang jarum. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat lubang kecil ke dalam selembar kertas atau kartu dan kemudian memegangnya tepat antara Matahari dan selembar kain putih. Sinar matahari yang datang dari Matahari sekarang akan proyek melalui lubang kecil dan membuat gambar pada permukaan putih yang aman untuk melihat.

Teknik berikutnya adalah untuk memproyeksikan gambar menggunakan perangkat optik. Menggunakan metode ini adalah sebanding dengan yang terakhir, dengan pengecualian, lawan menggunakan kartu yang memiliki lubang kecil, sepasang teropong atau teleskop adalah menunjuk pada matahari sehingga gambar difokuskan menggunakan bagian mata kanan ke halaman kosong sebagai gantinya. Pastikan tidak untuk melihat melalui teleskop atau teropong bila menunjuk dalam arah Matahari karena akan merusak penglihatan Anda. Teknik ketiga adalah untuk membeli filter surya, yang ditawarkan untuk teleskop Anda, atau untuk memulai menggunakan teleskop matahari yang terjadi secara khusus dirancang untuk melihat Matahari bebas risiko.

Cara yang kedua adalah dengan memanfaatkan cuaca yang sedikit berawan dan bantuan kacamata hitam,  namun membutuhkan waktu yang cukup lama, dimulai ketika matahari baru akan keluar dari halangan awan,  dimana kita harus terlebih dahulu membiasakan diri melihat langsung sebagian dari sinar matahari dengan arah kemiringan 45 derajat, bergeser sedikit demi sedikit kearah matahari. 

Cara ini hanya bisa dilakukan dengan latihan berhari - hari atau bahkan satu bulan , terus membiasakan mata kita untuk menikmati terik matahari tentunya dengan bantuan kacamata hitam. dimulai dengan sudut kemiringan 45 derajat bisa kita lakukan latihan secara rutin dengan mengurangi 5 - 10 derajat setiap hari, sampai mata kita benar - benar siap untuk melihat langsung ke arah sunspot yang bergejolak dan penuh dengan jilatan api.

Selamat mencoba dan lakukan dengan hati - hati dan penuh perhitungan atau anda akan merasakan akibat yang tidak pernah anda inginkan seumur hidup.

Cara Mencari Rasi Bintang


Mencari rasi bintang dapat menjadi sangat menyenangkan. dengan mengajarkan anak bagaimana menemukan Bintang Utara pada usia dini, anda bisa mendapatkan mereka bersemangat tentang astronomi dan mata pelajaran terkait lainnya. 

Seperti kita ketahui bersama anak-anak menyukai bintang bahkan lebih banyak orang menyukai menikmati keindahan langit malam yang berhiaskan bintang pada saat mereka berusia dini dan mereka menikmati mencari bintang di langit malam. 

Sebagai orangtua, anda mungkin ingin mengajar anak anda atau dua hal tentang rasi bintang. dan untuk memulainya anda dapat menunjukkan mereka bagaimana menemukan Bintang Utara dan menjelaskan kepada mereka makna sejarah yang melekat padanya. Tentu saja, ini adalah sesuatu yang guru sains mungkin tertarik dalam memperkenalkan kepada siswa juga.

Ada banyak trik untuk menemukan Bintang Utara. Berikut adalah tiga langkah dalam menemukan itu yang harus Anda pertimbangkan pengajaran untuk anak-anak muda :

1. Cara termudah untuk menemukan Bintang Utara adalah untuk pertama menemukan Biduk - yang terletak di bagian utara langit. Seperti namanya, ini terlihat seperti sebuah gayung besar, atau sebagai anak-anak mungkin menyebutnya sendok. Ini adalah formasi besar dari tujuh bintang yang mudah dikenali karena kecerahan dan formasi.

2. Setelah Anda telah menemukan Biduk, menemukan Bintang Utara sederhana. Menemukan dua bintang yang membentuk tepi cangkir Biduk, jauh dari pegangan. Ini dikenal sebagai pointer bintang karena ketika berbaris mereka menunjuk langsung pada Bintang Utara.

3. Ikuti garis imajiner melalui bintang-bintang dan berakhir di Bintang Utara.

Apakah ada yang  lebih mudah dari itu ?

Banyak orang berpikir bahwa Bintang Utara adalah terang di langit utara. Sebenarnya, tidak sangat cerah, tetapi mudah untuk menemukan karena bintang-bintang yang mengelilingi itu relatif cukup redup untuk Bintang Utara. Untuk timer pertama, Anda harus meluangkan waktu untuk menunjukkan kepada mereka jalan. Ini mungkin tidak mudah dilakukan pertama kali, namun setelah anak-anak anda tahu apa yang mereka cari itu akan menjadi sifat kedua bagi mereka untuk menemukannya.

Jika anda tertarik dalam mengajar siswa atau anak-anak tentang bintang, alangkah baiknya untuk memulai dengan Bintang Utara. Ini adalah salah satu bintang yang paling terkenal, sehingga merupakan titik awal yang bagus. Dari sana menjadi sederhana untuk menunjukkan semua formasi lain yang di langit, termasuk Beruang (secara resmi dikenal sebagai Ursa Mayor), tujuh bintang terang membentuk Big Dipper.

Ketika Anda mengajar bagaimana menemukan Bintang Utara, itu adalah waktu yang tepat untuk menjelaskan makna sejarah kembali ke masa Kristus, melalui Columbus berikut untuk menemukan Dunia Baru dan para budak berikut untuk mencari utara jalan mereka , yang kemudian menjadi dikenal sebagai Underground Railroad. Beberapa rincian lain yang anda mungkin ingin mendiskusikan meliputi: kehidupan bintang, bintang kelahiran, kematian bintang, dan signifikansi dari bintang-bintang di langit.

Ada pelajaran yang berbasis di sekitar rasi bintang dan bintang-bintang untuk anak-anak dari semua tingkatan kelas. Tidak masalah jika anda berurusan dengan siswa kelas pertama atau orang-orang di kelas-kelas atas sekolah tinggi.

Ketika mengajar anak-anak bagaimana menemukan Bintang Utara, pastikan mereka sangat menyadari tiga tips di atas dan bagaimana mengikuti langkah-langkah dari awal sampai akhir. Dengan tips ini, menemukan Bintang Utara adalah tugas sederhana untuk dapat menemukan apa yang Anda cari.

Keistimewaan yang lain dari bintang utara adalah bahwa inilah satu - satunya bintang yang tidak berpindah tempat sejak pertama kali ditemukan sampai saat ini , inilah kenapa bintang ini dijadikan sebagai penunjuk arah utara dan dijuluki sebagai bintang utara.
Selamat mencoba dan mencari semoga anda berhasil menemukan bintang utara.